Video game punya reputasi buruk di mata para orang tua dan guru, karena dikhawatirkan anak-anak menjadi terlalu lama menghabiskan waktu di depan monitor. Tapi tak semua video game berefek buruk. Nyatanya, permainan video ini juga dapat membantu anak belajar tentang berbagai ilmu pengetahuan.
Tak diragukan anak yang bermain game terlalu lama memang dapat terkena risiko kesehatan. Namun, sebuah badan penelitian dari Amerika baru-baru ini menunjukkan fakta menarik tentang game digital yang dapat memiliki manfaat baik psikologis maupun fisik, mulai dari meningkatkan fleksibilitas otak pemain dan kemungkinan juga meningkatkan penglihatan.
Manfaat tersebut dapat kita temui dalam game yang diproduksi oleh Leapfrog, National Geographic, Amplify Games, dan Galxyz yang ke depannya dapat meredakan ketakutan para orang tua dan guru.
"Ada perkembangan ide saat kita menghabiskan waktu untuk melihat layar baik dibanding saat kita menghabiskan waktu untuk melihat layar buruk," kata Osman Rashid, pendiri dan CEO dari game Galxyz, pembuat game dari Los Altos, California.
‘Layar baik’ dapat merangsang para pemain dalam menyusun strategi, menganalisa dan berpikir cepat. Sementara menghabiskan waktu untuk ‘layar buruk’ umumnya hanya melakukan sesuatu yang lebih pasif, seperti hanya menonton sebuah video.
Rashid, yang memiliki dua anak perempuan, menciptakan game ‘layar baik’ tersebut karena merasa kecewa lantaran belum ada game yang dapat menghibur sekaligus menantang anak.
"Game untuk belajar kebanyakan memiliki grafis yang jelek, interfacenya kurang berkembang dan game-nya terlihat palsu," katanya.
Berangkat dari situ, Rashid akhirnya membuat game yang dapat mengajarkan pemain tentang ilmu pengetahuan sekaligus menarik bagi anak-anak.
Game Galxyz dapat membantu anak-anak belajar tentang berbagai disiplin ilmu, mulai dari ilmu fisika, ilmu pengetahuan alam, dan ilmu ruang angkasa. Perusahaan game ini juga berkejasama dengan New York Academy of Sciences untuk membantu memberikan produk pendidikan baru.
Anak-anak dapat bermain game tersebut di rumah, atau program dapat dimasukkan ke dalam rencana pembelajaran guru. 55 persen pendidik yang tahun lalu telah disurvei oleh Games and Learning Publishing Council mengatakan siswa bermain game di dalam kelas setidaknya sekali dalam seminggu.
Rashid menghargai para guru yang sebelumnya beranggapan bahwa game dapat membuat siswa malas menjadi program mendidik yang dapat meningkatkan kualitas pelajaran di sekolah. Namun, karena game pendidikan adalah konsep yang relatif baru, para ilmuwan masih kesulitan memberikan pemahaman yang kuat tentang bagaimana game pendidikan dapat memengaruhi hasil belajar anak.
“Terdapat beberapa data tentang efek jangka panjang menggunakan game pendidikan, dan para ilmuwan yang meneliti tentang game tidak memiliki definisi kerja yang konsisten dari sebuah gagasan game pendidikan itu," kata Dr. Vic Strasburger, seorang dokter anak dari University of New Mexico dan juru bicara American Academy of Pediatrics, mengatakan kepada The Huffington Post.
Namun, ia menambahkan, dengan menemukan cara baru yang mengikutsertakan siswa dapat sangat bermanfaat bagi mereka.
"Jika Anda berdiri di depan kelas dan memberikan kuliah selama 40 menit, Anda akan menjadi seperti stand-up comedian yang kebosanan di atas panggung ," katanya. "Guru perlu menggunakan teknologi baru untuk menarik perhatian, menghibur dan mendidik siswa mereka, karena siswa mudah terpikat dan terhibur."(cnnindonesia)
Kalo pendidikan gini caranya bakal betah jadi murid.
Post a Comment
Post a Comment